POLA NATALITAS IKAN BREK, Puntius orphoides (Valenciennes,1842)
DAN TAWES, P. javanicus (Bleeker, 1863) DI SUNGAI KLAWING PURBALINGGA,
JAWA TENGAH
Ikan mata merah atau di wilayah Banyumas dan
sekitarnya dikenal dengan nama brek, Puntius orphoides (Valenciennes,
1842) termasuk anggota Familia Cyprinidae (carps), istilah lainnya adalah
Javan barb. Ikan brek belum memasyarakat karena belum
dibudidayakan. Lain halnya dengan spesies ikan tawes, Puntius javanicus (Bleeker,
1863), yang sudah menjadi ikan budidaya sejak lama. Selama penelitian, ikan
brek yang tertangkap di Sungai Klawing mempunyai panjang total maksimal 32,77
cm sedangkan ikan tawes 36,68 cm. Dalam menjaga kelestarian ikan brek diperlukan informasi
karakter taksonomik yang dapat memberikan kontribusi pada usaha domestikasi dan
budidaya diantaranya adalah karakter morfometri, karakter reproduksi dan
karakter ekologi ikan brek di habitat alaminya.
Gambar 1. Ikan Tawes (atas) dan Ikan Brek (bawah).
Hasil
penelitian parameter ekologi di habitat tempat tertangkapnya ikan brek dan
tawes yang berupa temperatur air sungai, kedalaman sungai, kecepatan arus,
kecerahan air sungai, pH air, O2
terlarut, CO2 bebas, alkalinitas dan curah hujan, hanya temperatur dan
tingkat kecerahan air yang berbeda secara nyata (P<0,01). Hasil penelitian
karakter morfometri menunjukkan bahwa terdapat enam rasio jarak truss
di bagian kepala, badan dan ekor yang
dapat djadikan sebagai ciri pembeda pada ikan brek maupun tawes. Ikan brek
maupun tawes jantan-betina dapat dibedakan dengan metode truss
morphometrics,
dan rasio jarak yang menjadi ciri pembeda antara ikan brek jantan-betina ada
13, dan antara ikan tawes jantan-betina ada 11 dari 24 rasio jarak truss
morphometrics yang
dibandingkan.
Nilai
faktor kondisi, pada ikan brek jantan dengan rerata 2,760±0,528 adalah lebih
tinggi dari ikan tawes jantan sebesar 2,698±0,291. Pada ikan brek betina dengan
rerata 2,838±0,734 adalah lebih tinggi dari ikan tawes betina sebesar
2,732±0,338. Fekunditas ikan brek dengan rerata 20.383±4.699,11 butir adalah
lebih kecil dari ikan tawes betina sebesar 63.808±25.581,57 butir. Tingkat
Kematangan Gonad dan karakteristik reproduksi ikan brek dan ikan tawes dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.
Tingkat Kematangan Gonad Ikan Brek dan Ikan Tawes
TKG
|
Diameter Oosit
|
|
Ikan Brek
|
Ikan Tawes
|
|
TKG 3
|
357,69±193,11μm
|
241,22±136,57μm
|
TKG 4
|
470,55±214,33μm
|
333,62±147,20 μm
|
TKG 5
|
451,490± 216,05μm
|
376,736±198,21μm
|
Warna Oosit
|
Oranye bernuansa merah
|
Kuning bernuansa abu-abu
|
Tabel
2. Karakteristik Reproduksi Ikan Brek dan Ikan Tawes
Karakter Reproduksi
|
Ikan Brek
|
Ikan Tawes
|
Jenis Kelamin
|
1:1,079
|
1:1,153
|
Kadar Hormon
Testosteron
|
0,224±0,084
ng/mL
|
0,372±0,119ng/mL
|
Kadar Hormon
Progesteron
|
0,509±0,058
ng/mL
|
0,593±0,174
ng/mL
|
Kesimpulan:
Berdasarkan
penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Perbedaan karakter morfometri antara
ikan brek dan tawes ada 6 karakter, yang terdapat di
bagian kepala, badan dan ekor.
2. Perbedaan
karakter reproduksi antara ikan brek dan tawes adalah perbandingan jenis
kelamin, kadar hormon
testosteron pada ikan jantan
dan kadar progesteron pada ikan betina, nilai faktor kondisi, fekunditas, diameter dan warna oosit.
3. Ikan brek maupun tawes jantan-betina
dapat dibedakan dengan metode truss morphometrics, dan rasio jarak yang menjadi ciri pembeda
antara ikan brek jantan-betina ada 13, dan antara ikan tawes jantan betina ada
11 dari 24 rasio jarak truss morphometrics yang dibandingkan.
4. Terdapat pola
hubungan yang kuat antara panjang total dengan karakter reproduksi pada ikan brek maupun tawes, yaitu dengan fekunditas.
5. Parameter ekologi pada habitat
tempat tertangkapnya ikan brek dan tawes di Sungai Klawing Kabupaten
Purbalingga hanya temperatur dan tingkat kecerahan air yang berbeda secara
nyata (P<0,01) yang dilakukan dengan analisis uji ”BNJ”.
mba bisa minta referensi tentang ikan brek gak ??
BalasHapuskl boleh email k citra_fish@yahoo.com
kl nggak fb. Brother's fish
makasih ya mba.,