Blingify.com - Photography Backgrounds

Kamis, 10 Januari 2013

Density

Definition: A factor that influences individuals in a population in a manner that does not vary with the extent of crowding present in the population.
Density atau kepadatan adalah banyaknya populasi dalam satu ruang. Pola rekruitmen merupakan pola dalam penambahan stok individu dalam populasi. Bila dikaitkan, maka density independent akan mempengaruhi pola rekruitmen suatu populasi. Sebuah populasi akan merubah kebiasaan mereka seiring dengan perubahan lingkungan. Umumnya dinyatakan sebagai jumlah individu atau biomas persatuan luas atau volume. Contoh: 100 ekor ikan Lele Dumbo per meter persegi atau 25 Copepoda per liter air laut dan lain-lain. Densitas juga dapat digunakan untuk mengetahui perubahan populasi pada suatu saat tertentu (berkurang atau bertambah).
Densitas populasi dalam ekosistem dapat diukur dan ditentukan melalui dua cara yaitu:
1. Densitas kotor (Crud density) merupakan jumlah individu suatu populasi per satuan areal seluruhnya.
2. Densitas efektif atau dikenal sebagai kerapatan ekologi merupakan jumlah individu suatu populasi per satuan ruang habitat
Densitas populasi apabila fluktuasinya diperhatikan maka akan dapat digunakan untuk menentukan faktor-faktor yang mengontrol ukuran dari populasi. Faktor-faktor tersebut dikenal dengan istilah faktor kepadatan bebas (density independent) dan faktor kepadatan tidak bebas (density dependent).
Faktor – faktor yang mempengaruhi density independent :
1. Erupsi gunung berapi akan menimbulkan lahar panas yang mengaliri sungai-sungai dilereng gunung.
2. Kekeringan yang melanda Keramba Jaring Apung di waduk akan membuat kadar salinitas meningkat karena suhu panas akan mempercepat evaporasi, hal ini akan membuat ikan stres dan mati.
3. Hujan deras yang bersifat asam akan membuat nilai pH perairan bergeser kemudian akan berdampak pada populasi ikan yang peka terhadap perubahan pH.
4. Perubahan iklim yang ekstrem akan membuat pertumbuhan ikan relatif stagnan atau bergerak lambat.
5. Berubahnya rantai makanan akan membuat struktur populasi ikan berubah.
  1. Suhu perairan yang tidak stabil akan mempengaruhi distribusi dan kemampuan reproduksi ikan. 
    Contoh: Tsunami yang menimpa sebagian Aceh dan Sumatra Utara akan mematikan semua anggota populasi tertentu termasuk populasi ikan. Secara umum ketersediaan makanan merupakan density dependen, demikian juga kompetisi, penyakit dan peristiwa migrasi. Density dependen merupakan pendorong terjadinya fluktuasi kepadatan populasi.

Sabtu, 29 Desember 2012



POLA NATALITAS IKAN BREK, Puntius orphoides (Valenciennes,1842) DAN TAWES, P. javanicus (Bleeker, 1863) DI SUNGAI KLAWING PURBALINGGA, JAWA TENGAH

Ikan mata merah atau di wilayah Banyumas dan sekitarnya dikenal dengan nama brek, Puntius orphoides (Valenciennes, 1842) termasuk anggota Familia Cyprinidae (carps), istilah lainnya adalah Javan barb. Ikan brek belum memasyarakat karena belum dibudidayakan. Lain halnya dengan spesies ikan tawes, Puntius javanicus (Bleeker, 1863), yang sudah menjadi ikan budidaya sejak lama. Selama penelitian, ikan brek yang tertangkap di Sungai Klawing mempunyai panjang total maksimal 32,77 cm sedangkan ikan tawes 36,68 cm. Dalam menjaga kelestarian ikan brek diperlukan informasi karakter taksonomik yang dapat memberikan kontribusi pada usaha domestikasi dan budidaya diantaranya adalah karakter morfometri, karakter reproduksi dan karakter ekologi ikan brek di habitat alaminya.
 Gambar 1. Ikan Tawes (atas) dan Ikan Brek (bawah).
Hasil penelitian parameter ekologi di habitat tempat tertangkapnya ikan brek dan tawes yang berupa temperatur air sungai, kedalaman sungai, kecepatan arus, kecerahan air sungai, pH air, O2 terlarut, CO2 bebas, alkalinitas dan curah hujan, hanya temperatur dan tingkat kecerahan air yang berbeda secara nyata (P<0,01). Hasil penelitian karakter morfometri menunjukkan bahwa terdapat enam rasio jarak truss di bagian kepala, badan dan ekor yang dapat djadikan sebagai ciri pembeda pada ikan brek maupun tawes. Ikan brek maupun tawes jantan-betina dapat dibedakan dengan metode truss morphometrics, dan rasio jarak yang menjadi ciri pembeda antara ikan brek jantan-betina ada 13, dan antara ikan tawes jantan-betina ada 11 dari 24 rasio jarak truss morphometrics yang dibandingkan.
Nilai faktor kondisi, pada ikan brek jantan dengan rerata 2,760±0,528 adalah lebih tinggi dari ikan tawes jantan sebesar 2,698±0,291. Pada ikan brek betina dengan rerata 2,838±0,734 adalah lebih tinggi dari ikan tawes betina sebesar 2,732±0,338. Fekunditas ikan brek dengan rerata 20.383±4.699,11 butir adalah lebih kecil dari ikan tawes betina sebesar 63.808±25.581,57 butir. Tingkat Kematangan Gonad dan karakteristik reproduksi ikan brek dan ikan tawes dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Tingkat Kematangan Gonad Ikan Brek dan Ikan Tawes
TKG
Diameter Oosit
Ikan Brek
Ikan Tawes
TKG 3
357,69±193,11μm
241,22±136,57μm
TKG 4
470,55±214,33μm
333,62±147,20 μm
TKG 5
451,490± 216,05μm
376,736±198,21μm
Warna Oosit
Oranye bernuansa merah
Kuning bernuansa abu-abu

            Tabel 2. Karakteristik Reproduksi Ikan Brek dan Ikan Tawes
Karakter Reproduksi
Ikan Brek
Ikan Tawes
Jenis Kelamin
1:1,079
1:1,153
Kadar Hormon Testosteron
0,224±0,084 ng/mL
0,372±0,119ng/mL
Kadar Hormon Progesteron
0,509±0,058 ng/mL
0,593±0,174 ng/mL

Kesimpulan:
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Perbedaan karakter morfometri antara ikan brek dan tawes ada 6 karakter, yang terdapat di bagian kepala, badan dan ekor.
2. Perbedaan karakter reproduksi antara ikan brek dan tawes adalah perbandingan jenis kelamin, kadar hormon testosteron pada ikan jantan dan kadar progesteron pada ikan betina, nilai faktor kondisi, fekunditas, diameter dan warna oosit.
3. Ikan brek maupun tawes jantan-betina dapat dibedakan dengan metode truss morphometrics, dan rasio jarak yang menjadi ciri pembeda antara ikan brek jantan-betina ada 13, dan antara ikan tawes jantan betina ada 11 dari 24 rasio jarak truss morphometrics yang dibandingkan.
4. Terdapat pola hubungan yang kuat antara panjang total dengan karakter reproduksi pada ikan brek maupun tawes, yaitu dengan fekunditas.
5. Parameter ekologi pada habitat tempat tertangkapnya ikan brek dan tawes di Sungai Klawing Kabupaten Purbalingga hanya temperatur dan tingkat kecerahan air yang berbeda secara nyata (P<0,01) yang dilakukan dengan analisis uji ”BNJ”.

Minggu, 02 Desember 2012

Bioinformatika Perikanan



Horasssss….
Ada informasi terbaru tentang Bioinformatika Perikanan… Sebelumnya udah pada tahu gak tentang Bionformatika itu apa??? Kalau belum tahu ini ada infonya.. mau tahu lebih lanjut????
Mari kita lihat selengkapnya dibawah ini….

BIOINFORMATIKA PERIKANAN


            Bioinformatika sesuai dengan asal katanya yaitu bio dan informatika adalah gabungan antara ilmu biologi dan ilmu teknik informasi (TI). Pada umumnya Bioinformatika didefenisikan sebagai aplikasi dari alat komputasi dan analisa untuk menangkap dan menginterpretasikan data-data biologi. Ilmu ini merupakan ilmu baru yang merangkup berbagai disiplin ilmu termasuk ilmu komputer, matematika, fisika dan biologi yang semuanya saling menunjang dan saling bermanfaat satu sama lainnya. Perkawinan antara teknologi informasi dan bioteknologi juga mendorong lahirnya bioinformatika yang digunakan untuk mengorganisasi dan menganalisa data-data menjadi sebuah informasi biologis yang bermakna. Tak bisa disangkal lagi, teknologi informasi (TI) saat ini telah menjadi mesin penggerak ekonomi sekaligus trend gaya hidup manusia modern. Bahkan pencipta Mirosoft, Bill Gates mengatakan bahwa penguasaan TI adalah cara bagi dunia ketiga untuk melakukan lompatan mengejar kemajuan dari negara maju. Di samping TI, bioteknologi juga diyakini telah menjadi lokomotif penggerak ekonomi masa depan. Dengan kata lain siapa yang menguasai keduanya, maka dia akan menguasai ekonomi dunia. Bioteknologi modern ditandai dengan kemampuan manusia untuk memanipulasi kode genetik DNA, "cetak biru kehidupan".


Hmmmm…, di Indonesia udah banyak yang tahu gak ya tentang Bioinformatika??

Di Indonesia, bioinformatika masih belum dikenal oleh masyarakat luas. Di kalangan peneliti sendiri, mungkin hanya para peneliti biologi molekuler yang sedikit banyak mengikuti perkembangannya karena suatu keharusan. Sementara itu di kalangan TI masih kurang mendapat perhatian. Ketersediaan database dasar (DNA, protein) yang bersifat terbuka/gratis merupakan peluang besar untuk menggali informasi berharga daripadanya. Sudah disepakati, database genom manusia misalnya akan bersifat terbuka untuk seluruh kalangan. Dari situ bisa digali kandidat-kandidat gen yang memiliki potensi kedokteran/farmasi, dari sinilah Indonesia dapat ikut berperan mengembangkan bioinformatika. Kerjasama antara peneliti bioteknologi yang memahami makna biologis data tersebut dengan praktisi IT seperti programmer akan sangat berperan dalam kemajuan bioinformatika Indonesia nantinya. 


Wowww…ternyata ada Bionformatika dalam bidang Perikanan...??!!??!!


Indonesia selalu mengikuti perkembangan teknologi informasi, bukan cuma negara lain yang bisa, Indonesia juga.. Jadi bangga sebagai warga Indonesia... Bioinformatika sangat berperan penting dalam kemajuan dunia perikanan di Indonesia karena dengan bioinformatika, masyarakat bisa langsung mendapatkan perkembangan informasi yang berkaitan dengan dunia perikanan dan langsung bisa menerapkan teknologi tersebut di dunia nyata. Contonya :

1. rekayasa genetika pada berbagai jenis ikan untuk menghasilkan suatu jenis ikan ataupun kultivan yang memiliki sifat-sifat unggul;

2. penelitian berbagai sumber pakan alami yang bermanfaat bagi pertumbuhan kultivan;

3. melakukan penelitian teknologi tepat guna yang sesuai dengan kondisi agroklimat.



Bioinformatika dalam bidang Budidaya Perairan ada gak ya???

Bidang bioteknologi yang bisa dikategorikan sangat maju adalah bidang rekayasa genetika. Akuakultur memegang peranan penting untuk mensuplai kebutuhan pangan khususnya dari hasil perikanan dimasa depan. Perkembangan produksi budidaya perikanan sangat pesat dibanding sektor lainnya. Sehingga rekayasa genetika pada ikan sangat diperlukan karena rekayasa genetik merupakan alternatif pengembangan budidaya perikanan masa depan. Penggunaan makanan pakan untuk ikan hasil rekayasa genetika ikan lebih efisien dibanding ikan alami. Ikan hasil rekayasa tumbuh dua kali lebih cepat dan mengkonversi pakan menjadi massa tubuh 10% hingga 30% lebih efisien daripada ikan alami. Ikan hasil rekayasa juga tidak akan mengancam populasi alami perikanan apabila masuk ke perairan umum karena ikan steril ini tidak dapat bereproduksi.
Modifikasi genetik mengarah pada perubahan genetik organisme yang tidak ditemukan di alam, termasuk hibrida (keturunan orang tua dari spesies yang berbeda). Pengembangan ikan transgenik menggunakan teknik DNA rekombinan untuk memasukkan materi genetik dari satu organisme ke dalam genom ikan atau organisme air lainnya. Pertama, ikan bertelur dalam jumlah besar dan telur lebih mudah dimanipulasi, sehingga memudahkan untuk memasukkan DNA baru ke dalam telur ikan. Kedua, budidaya merupakan salah satu sektor yang memproduksi makanan tercepat, hal ini menunjukkan meningkatnya permintaan produk akuakultur.



Bioinformatika bisa jadi bisnis????


Kini, perpaduan antara bioteknologi dan teknologi informasi (bioinfomatika) menjelma menjadi bisnis besar. Produk- produk bioinformatika telah dipatenkan oleh perusahaan-perusahaan biotek ternama di Amerika Serikat, Eropa dan Asia. Indonesia bisa juga mengembangkannya melalui teknologi chip DNA (deoxyrebase nucleic acid) yang semakin mempercepat ledakan informasi dari kemajuan bioteknologi seperti data sekuen DNA dari pembacaan genom, data sekuen dan struktur protein, sampai kepada data transkripsi RNA (ribonucleic acid).




Sekian info tentang Bioinformatikanya ya…, terima kasih buat anda yang sudah menyediakan waktu untuk  membacanya... 



sumber : http://www.komputasi.lipi.go.id
                   http://www.wikipedia.com
 http://topx666.wordpress.com/tag/bioteknologi/